Kita pernah ngerasa posisi hidup ada dilapisan terbawah bumi. Momen dimana gak tahu harus ngapain lagi, sedih , mulai menyerah. Like we are too confused about ourself.
Beberapa orang kasih semangat se-simple ” Lo harus kuat” atau “udah jangan dipikirin” . Tapi tunggu! alih alih ngerasa baikkan, kita kaya makin dalem tuh down nya.
Apanya yang salah?
Kata kata positif yg dibingkai jadi nasihat itu baik faedahnya. Kenyataannya gak selalu gitu. Good words can be even more evil sometimes. Lets say ada teman yg Ibunya baru meninggal, lantas kita bilang “jangan sedih“. Seriously, is that even fair? Ini yang disebut Toxic Positivity.
Sederhanya… Toxic positivity itu ketika orang terus menerus mendorong kita yang lagi down untuk melihat sisi baik dari kehidupan, tanpa sebenernya memahami atau gak ngasih kesempatan kita untuk meluapkan emosi dan perasaan. Jadinya , kita malah semakin terpuruk & bisa saja depresi.




Menjadi positif itu bagus faedahnya selama selaras dengan konteks dan situasinya. Kalau normalnya negatif ya negatif pun sebaliknya, kalau positif ya terima itu dengan positif. Pun menjadi positifnya bisa diterima dan dirasakan bukan sekedar pura pura positif..
Toxic positivity itu bahaya banget karena cenderung menyalahkan diri sendiri kalau tidak bisa positif dan mendem emosi negatif yang harusnya diproses pelan pelan karena kodrat nya manusia itu merasa, butuh pertolongan dan rentan tersakiti.
Berusahalan realistis pada semua kondisi dan cobalah sesekali berempati, bukan malah ngasih toxic positivity..
Saat ada orang terdekat butuh semangat, plis lah, take him out with you, mengajaknya melakukan hobi bersama.. dan saya yakin emosinya akan terluapkan dan perasaannya akan lebih lega dibanding hanya a fucking bullshit word yang keluar dari mulut kita yang se akan2 ngasih semangat padahal fake
this hits me just right
Betul, saya setuju akan kekurangan dari toxic positivity.
Izinkan saya ingin melihat dari sudut pandang berbeda. Bahwasannya tidak setiap orang paham dan mengerti definisi tentang toxic positivity, alih alih mereka memang ingin memberikan support sebisa mereka. Karena yang saya yakini bahwa koginitif dan daya nalar setiap orang akan berbeda sesuai variabel penentunya misal dari tingkat pendidikan, budaya, agama, dan sosio kultur. Begitu juga ketika menghadapi seorang yang butuh pertolongan. Bahwa mereka pikir itu adalah usaha terbaik sesuai hasil penalaran mereka.
Dengan membaca tulisan ini, sekarang saya lebih memahami apa itu toxic positivity. Hatur Nuhun 🙂
Semoga pembaca tercerahkan ya dg tulisan ini hehehe
Cakep lah ini artikel nya…toxic positivity memang kebanyakan orang kurang bisa membedakan nya sehingga membuat lawan bicara nya yg lagi down malah makin buruk keadaan nya..alih” ingin memberi dampak positif tp malah membuat jatuh semakin dalam…